Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4. Mengatur Ketajaman Gambar (Fotografi Kelas X DKV)

 


A.      Menentukan ketajaman gambar pada objek

Ketajaman menjadi salah satu faktor penting yang menentukan kualitas. Foto yang tidak tajam membuat gambar tidak begitu jelas atau buram. Ada banyak faktor yang menentukan seberapa tajam foto yang kita dapat, baik itu faktor alat (kamera, lensa) maupun faktor teknik memotret. Dalam mendefinisikan ketajaman gambar, sebenarnya ada dua faktor dasar yang berkontribusi dalam penciptaan persepsi “gambar yang tajam”, yaitu:

1.       Acutance (Daya Pisah)

Acutance dapat dijabarkan sebagai tingkat transisi warna pada bagian tepi sebuah obyek (pada gambar). Tingkat acutance yang tinggi menyebabkan bagian tepi (edge) lebih kontras, dan tampak lebih “tajam” di mata kita. Kita pasti pun pernah mendengar istilah tentang “micro contrast” pada lensa. Faktor acutance dalam hal ini dapat lebih menjelaskan mengenai fenomena micro contrast tersebut. Lensa yang memiliki tingkat acutance tinggi (hi-acutance) cenderung dinilai memiliki “micro contrast” yang tinggi. Tentu saja, ketajaman / tingkat acutance yang lebih tinggi dapat dicapai melalui olah digital. Kebanyakan software saat ini mengembangkan algoritma khusus untuk dapat meningkatkan nilai acutance, yang berdampak pada hasil akhir gambar yang lebih tajam.

 

2.       Resolusi

Resolusi gambar menentukan ukuran gambar dalam satuan pixel. Semakin besar resolusi gambarnya, semakin besar kemampuannya untuk “memisahkan” elemen pada gambar. Pada salah satu standar uji ketajaman, dimana satuan ukur adalah LPI (line per inch), dapat dilihat bahwa resolusi memiliki peranan dalam menentukan ketajaman gambar. Resolusi bergantung pada (sensor) kamera yang digunakan, sehingga faktor yang bisa diubah setelah kita mengambil gambar adalah pada tingkat acutance-nya.

a.         Menentukan titik fokus pada diam ditentukan

Istilah fokus artinya titik tempat berkumpulnya sinar yang melalui sebuah optik atau lensa. Dalam fotografi, sebuah gambar yang fokus didapatkan dengan menempatkan kumpulan sinar pada satu titik yang tepat di sensor (disebut focal plane). Bila titik terbentuk di depan atau di belakang focal plane, maka gambar yang dihasilkan menjadi tidak terfokus atau out of focus.

1)      Auto Fokus

Secara umum autofokus merupakan sistem pada kamera atau lensa kamera, atau kombinasi kamera dan lensa yang mana ketepatan fokusnya ditentukan oleh alat elektronik dan motor. Pada mode autofokus, sistem kamera akan mencari dan mendapatkan fokus pada objek secara otomatis saat tombol shutter ditekan setengah. Di kamera DSLR Anda bisa menyetting mode autofokus dengan cara set tombol yang ada di badan lensa ke arah AF atau A. Bidik objek yang akan difoto, tekan tombol shutter setengah saja hingga fokus didapatkan dan setelah fokus didapat  biasanya ditandai dengan bunyi bip atau kedipan merah pada titik-titik fokus maka Anda bisa langsung shoot. Hal yang sama juga bisa didapatkan pada kamera mirrorless. Autofokus sendiri dibedakan dalam beberapa mode, yakni:

One Shot AF (single area), yakni mode yang bisa digunakan untuk memotret benda diam atau tidak bergerak, misal landscape atau portrait (manusia). Mode ini paling umum digunakan dan menjadi setting standar pada kamera. Kelebihan mode ini adalah baterai menjadi lebih awet. AI Servo AF (continues), yakni mode yang digunakan untuk memotret benda yang bergerak seperti orang yang sedang berlari, burung, kendaraan dan sebagainya. Mode ini akan memprediksi objek yang dibidik dan jalur yang akan dilalui objek serta mengikuti objek saat shutter ditekan. AI Fokus AF (hybrid), yakni mode gabungan antara One Shot dan AI Servo yang bisa digunakan untuk memotret benda diam atau bergerak. Mode ini biasanya digunakan untuk memotret objek yang kondisinya berubah-ubah dari diam ke bergerak dan sebaliknya. Mode ini bisa digunakan sebagai mode stand-by dan untuk keperluan sehari-hari karena jika sewaktu-waktu digunakan untuk memotret objek tak terduga, Anda bisa langsung beraksi tanpa perlu mengganti mode yang sesuai. 

2)      Manual fokus

 Sesuai namanya, manual fokus adalah pengaturan fokus dengan cara manual sehingga objek yang ingin dipotret bisa terlihat tajam dan fokus.

Mode manual fokus banyak digunakan para fotografer landscape, makro dan tentunya juga para pengguna lensa manual fokus.

Mode ini biasanya disediakan bagi Anda yang ingin mengunci fokus dengan mengandalkan tangan yang memutar ring fokus di lensa dan memadukannya dengan pengamatan mata.

Di mode manual fokus Anda bisa memanfaatkan konfirmasi fokus, yakni dengan cara memutar ring fokus sambil menekan separuh tombol fokus. Titik fokus akan menyala merah atau hijau saat fokus tercapai.

b.     Menentukan titik fokus pada benda bergerak

1)       Tentukan dulu titik dimana Anda mau memotret

2)       Pertimbangkan background dan bagaimana menempatkan obyek dalam foto

3)       Persiapkan setting kamera dengan benar

Kesalahan dalam mengatur setting bisa membuat kabur foto. Ada dua Mode yang baik digunakan untuk memotret benda yang bergerak dengan cepat, yaitu Mode Shutter Priority atau Mode Auto pada kamera prosumer atau DSLR atau Mirrorless. Sedangkan pada kamera smartphone, pergunakan saja Mode Audo atau pakai Mode dengan simbol orang sedang berlari.

a)       Atur Shutter Speed atau Bukaan Rana

Jika memakai shutter priority pastikan kecepatan bukaan rana yang dipakai lebih cepat dari panjang lensa, seperti lensa 55-250 cm, maka kecepatan minimalnya sekitar 1/250, tetapi saya memakai setting lebih cepat lagi 1/300-500 detik. Jika lebih lambat dari ini foto akan cenderung blur/kabur

b)       Pakai Auto-Focus

Tangan kita sulit mengikuti gerak roller coaster yang bergerak dengan cepat dan kamera pasti butuh waktu untuk menemukan obyeknya. Kalau coba mengikuti hasilnya obyek yang kita tuju bisa tidak tertangkap dengan baik.

c)       Jangan coba mengikuti obyek

Salah satu kesalahan yang umum adalah tangan kita secara reflek cenderung mencoba mengikuti obyek yang bergerak. Padahal kamera akan membutuhkan waktu untuk melakukan fokus ulang dan hasilnya bisa cenderung kabur.

d)       Pergunakan Continous Shooting/Burst Mode

Jangan lupa aktifkan continous shotting atau burst mode. Dengan begitu dalam sekali menekan tombol shutter release, kamera akan merekam gambar beberapa kali. Semakin banyak semakin baik karena akan meningkatkan kemungkinan keberhasilan. Lebih baik membuang banyak foto dibandingkan kehilangan momen yang berharga.

e)       Hitung Waktu dan tahu dimana obyek berada

Untuk menaiki wahana-wahana permainan seperti ini, pasti harus menunggu giliran. Hal itu bisa dimanfaatkan oleh sang fotografer untuk menghitung waktu yang diperlukan oleh wahana tersebut untuk mencapai titik dimana kita akan memotret sasaran.

Pastikan juga kita tahu dimana obyek akan naik, apakah di bagian depan, tengah, atau belakang. Jadi, kita tidak salah sasaran, yang kalau terjadi akan membuat hasil foto sia-sia saja.

f)        Lakukan Percobaan

Sambil menunggu, lakukan percobaan beberapa kali agar terbiasa dengan situasi dan memastikan settingan kamera tepat, tidak terlalu terang, tidak terlalu gelap, tidak blur dan sebagainya.

Kalau ternyata tidak cocok dan bagus, segera ubah.

Terkesan repot ya untuk memotret benda yang bergerak dengan cepat atau mempebukan obyek ini?. Mungkin, tetapi tidak juga sebenarnya.

Tetapi, tentunya akan terbayar lunas kalau hasil fotonya bagus dan menyenangkan. Akan banyak hal yang bisa dingat di masa datang dan mendatangkan kegembiraan mengenang suatu masa.

Bukan begitu, Kawan?

(Ada satu lagi teknik memotret benda yang bergerak dengan cepat, yaitu teknik panning. Tetapi, karena biasanya cenderung dipakai untuk mengarah ke seni, hal itu akan ditulis terpisah)

 

B.       Menentukan sistem titik fokus yang tepat

1.       Memahami Titik fokus AF

Apakah titik fokus AF dan mengapa sangat penting? Jika anda fotografer pemula, anda mungkin memiliki pertanyaan tentang beberapa teknologi dan teknik dalam fotografi. Pada artikel kali ini akan membahas tentang salah satu teknik yang sering menjadi pertanyaan yaitu cara mengatur titik fokus AF ketika merekam foto.

a.        Titik fokus AF

1)      Apakah titik fokus AF?

Titik fokus atau AF adalah area dalam frame yang mampu mengunci objek yang direkam. Ketika melihat melalui viewfinder, akan terlihat jumlah titik berbentuk kotak-kotak kecil yang ditata dan pola permanen.

2)      Apakah semua kamera mempunyai titik fokus AF yang sama?

Jumlah titik fokus AF bervariasi pada tiap kamera. Tapi, belakangan ini jumlah titik fokus AF di kamera baru mengalami peningkatan, sehingga memudahkan anda menemukan titik fokus yang dapat digunakan ketika ingin memfokuskan pada objek yang tidak berada di tengah.

3)      Seakurat apakah titik fokus AF?

Sistem autofocus AF modern sangat akurat dan cepat, sehingga kamera dapat mengunci pada objek yang bergerak cepat, walaupun mungkin tidak akurat 100%. Jika merekam dalam modus Auto, kamera akan beroperasi pada semua titik fokus AF aktif dan mengunci pada objek terdekat dalam frame dengan kekontrasan yang bagus. Area ini bisa saja bukan yang diinginkan, memang akan lebih baik jika menggunakan modus semi auto atau manual agar dapat memilih sendiri titik fokus AF.

4)      Lalu apakah titik AF yang lebih banyak menguntungkan bagi fotografer?

Semakin banyak titik fokus AF yang dimiliki kamera, semakin mudah menemukan fokus pada area yang tidak berada di tengah frame, tapi jika tidak menggunakan sistem dengan benar, jumlah titik fokus AF yang lebih banyak justru menandakan resiko yang lebih tinggi. Pada kamera yang memiliki junlah titik fokus AF lebih besar, anda juga bisa memilih untuk memiliki kelompok titik fokus AF aktif yang berbeda, atau hanya memilih satu titik aktif.

 

5)      Bagaimana cara memilih dan memindahkan titik fokus AF?

Berbeda di setiap kamera. Umumnya, anda harus menekan tombol di belakng kamera untuk mengaktifkan titik fokus AF, lalu memutar roda kontrol perintah, menggeser tuas, atau menekan tombol D-pad untuk menggeser titik AF dalam frame.

6)      Modus AF apa yang sebaiknya digunakan?

Pilih One shot (Canon) atau Single Shot (Nikon) ketika objek statis. Modus ini menandakan titik fokus AF mengunci fokus dan menjaganya tetap fokus sampai foto direkam. Jika merekam objek bergerak, Al Servo (Canon) atau Continuous (Nikon) akan memfokuskan kembali secara konstan pada objek bergerak ketika tombol shutter tengah ditekan.

Demikianlah pembahasan tentang cara mengatur titik fokus AF ketika merekam foto diharapkan anda dapat mengusainya dan menerapkan dengan baik untuk memperoleh foto yang maksimal.  Semoga artikel tentang cara mengatur “titik fokus AF” ini bermanfaat.

b.       Memilih Sistem Penajaman gambar dengan tepat

Sebelum kami menggali cara mempertajam gambar Anda, penting untuk memahami dengan pasti mengapa gambar digital bahkan memerlukan penajaman di tempat pertama. Gambar digital, baik yang dibuat dalam kamera digital dan dengan memindai gambar untuk membuat salinan digital karya analog, menderita keterbatasan yang dikenakan oleh sensor perangkat digital. Sementara keterbatasan sensor dibandingkan dengan mata manusia banyak terdapat satu batasan khusus yang menciptakan gambar terlalu lembut atau fuzzy. Mata manusia mampu membedakan garis kontras dengan kejelasan dan ketajaman yang luar biasa. Namun demikian, sensor kamera digital dibatasi oleh jumlah piksel, atau titik data, yang dapat dikumpulkan. Ketika adegan sebelum resolusi lebih tinggi daripada yang bisa menangkap (yang selalu ada) itu dipaksa untuk menangkap rata-rata dari apa yang dilihat oleh piksel individu pada sensor. Hasilnya adalah gambar buram karena kamera (atau pemindai) dipaksa untuk melakukan yang terbaik dengan jumlah data terbatas yang dapat ditangkapnya.

Jika dilihat dari kejauhan pada layar tipikal Anda, terlihat seperti garis lurus dan renggang antara bagian hitam dan putih. Mari kita berpura-pura demi demonstrasi bahwa gambar di atas bukan gambar digital yang disajikan kepada Anda di layar digital tetapi perpotongan dua ruang di dunia nyata. Katakanlah dua bagian kanvas yang telah dicat dengan presisi ekstrim sehingga, bahkan ketika dilihat pada jarak yang sangat dekat dengan kaca pembesar di tangan, garis tetap renyah dan berbeda. Garis ini, kemudian, diselesaikan oleh mata kita ke resolusi maksimumnya dan kita melihatnya sebagai sangat tajam dan tajam.

Mari kita lihat mockup yang sama dari dua segitiga seolah-olah itu ditangkap oleh sensor gambar beresolusi sangat rendah. Sementara gambar di atas berisi hampir 200.000 piksel, gambar di bawah adalah representasi ruang hitam dan putih seolah-olah tingkat resolusi hampir 200 piksel.

Kita tahu jika garis penggambaran antara daerah putih dan hitam adalah silet tajam ke mata manusia maka itu harus setajam silet di kamera, bukan? Masalahnya adalah ketika penggambaran tajam silet itu begitu bagus, ia melewati piksel yang diberikan pada sensor kamera, masing-masing pixel tidak bisa mengatakan, "OK, separuh dari saya berwarna putih, setengah dari saya hitam."

Itu hanya dapat merekam satu nilai untuk seluruh piksel. Karena itu dipaksa untuk mengatakan, “OK, rata-rata cahaya yang mengenai saya adalah abu-abu” karena tidak dapat merekam bagian hitam dan bagian putih tetapi hanya rata-rata foton yang mengenai piksel individu.

Semakin banyak piksel yang Anda masukkan ke dalam sensor, semakin banyak detail yang dapat Anda selesaikan, tetapi pada akhirnya ada titik di setiap pembuatan gambar digital di mana data yang masuk (cahaya yang memantul dari subjek yang sedang difoto atau foto yang dipindai) melebihi kemampuan dari sensor, masing-masing piksel mengundurkan diri untuk memilih bayangan perkiraan terbaik, dan kontras antara tepinya kabur.

Sekarang kita tahu apa yang menyebabkan foto kabur, mari kita lihat apa yang dapat Anda lakukan untuk memperbaiki masalah dan memberikan ketajaman pada gambar Anda yang benar-benar membantu mereka muncul (apakah Anda membingkai atau mengunggahnya ke Facebook).

Untungnya bagi kami konsep yang baru saja kami uraikan di bagian sebelumnya sudah dikenal dan dipahami di komunitas fotografi dan ada beberapa cara untuk pendekatan mengoreksinya. Cara yang paling umum, dan cara kami berfokus pada hari ini, menerapkan apa yang dikenal sebagai "topeng unsharp."

Masker unsharp counterintuitively bernama menjadi sedikit lebih intuitif bernama jika Anda memahami bagaimana proses bekerja. Saat Anda menerapkan unsharp mask ke sebuah gambar, aplikasi pengeditan akan membuat mask sementara yang digunakan untuk membandingkan area mana dari gambar yang tajam (dengan kontras tinggi) dan unsharp (dengan kontras rendah). Ini kemudian menajamkan daerah yang tidak terpapar (menggunakan topeng itu sebagai panduan) sampai perbedaan antara kontras tinggi dan area kontras rendah telah disamakan sesuai spesifikasi pengguna. Jadi, topeng yang tidak terpal bukanlah alat yang tidak menarik, karena nama itu mungkin menyiratkan pada pandangan pertama, tetapi alat yang memberi tahu Anda bagian mana dari gambar yang tidak terproyeksi dan mengoreksinya. Untuk menunjukkan bagaimana persisnya topeng yang tidak terlihat bekerja dan penyesuaian yang bisa kita lakukan padanya. Meskipun kami akan menggunakan Adobe Photoshop untuk demonstrasi hari ini alat topeng unsharp ditemukan dalam berbagai aplikasi pengeditan gambar karena ini adalah sesuatu dari standar industri. Istilah dan metode yang akan Anda lihat di sini berlaku sama mudahnya dengan solusi pengeditan gratis seperti GIMP seperti yang mereka lakukan pada Photoshop.

Pertama, mari kita pelajari fotonya. Gambar di atas, langsung dari kamera tanpa penyuntingan apa pun, hanya diperkecil ukurannya untuk dimasukkan ke dalam artikel ini. Tidak ada yang salah dengan foto itu. Subjek terpusat, wajah subjek berada dalam fokus, tidak ada yang sangat tidak menyenangkan tentang hal itu (kecuali, Anda tahu, Anda tidak peduli dengan anjing kecil). Tapi mari perbesar dan lihat gambar dengan lebih detail. Javier DKV 2: Ketika kita masuk sangat dekat, menjadi jelas bahwa gambar tersebut sangat lembut.Itu bukan kesalahan lensa (kami memotret gambar ini dengan lensa prima yang sangat tajam) tetapi efek samping dari cara gambar diproses dalam kamera, seperti yang telah kita bahas sebelumnya. Untuk mempertajam gambar, mari kita jalankan topeng yang tidak terlihat. Pertama, siapkan masker unsharp dengan menyesuaikan gambar Anda ke zoom 100 persen atau 50 persen; Algoritma anti-aliasing yang digunakan oleh editor dan sistem operasi Anda dapat mendistorsi efek proses penajaman pada tingkat zoom lainnya.

Di Photoshop Anda akan menemukannya di bawah Filter -> Sharpen -> Unsharp Mask.

Seperti yang kami sebutkan di atas, tampilan alat topeng unsharp cukup universal dan Anda akan menemukan tiga pengaturan, Jumlah, Radius, dan Ambang Batas, terlepas dari alat pengeditan gambar yang Anda gunakan. Cara termudah untuk memahami apa yang mereka lakukan adalah hanya bermain-main dengan mereka, tetapi kami akan menyoroti poin-poin utama di sini.

Jumlah: Selalu terdaftar sebagai persentase, jumlah menunjukkan tingkat penyesuaian (seberapa banyak cahaya yang diperoleh oleh tepi yang lebih terang dan bagaimana gelapnya sisi gelap). Pada bagian bawah penyesuaian itu sulit untuk diperhatikan tetapi ketika Anda memaksimalkannya, kontras menjadi sangat ekstrim. 50-100 persen adalah tempat yang aman untuk memulai.

Radius: Menentukan seberapa besar area di sekitar setiap titik yang dikoreksi, efek diterapkan. Jari-jari dan jumlahnya saling terkait; jika Anda mengurangi nilai Jumlah Anda, Anda dapat meningkatkan nilai Radius Anda (dan sebaliknya). Meningkat ke tingkat tinggi akan menyebabkan distorsi warna dan kontras yang signifikan (yang mungkin menjadi efek artistik yang diinginkan tetapi tidak akan membuat gambar yang tampak alami).

Ambang: Fungsi threshold menentukan di mana algoritma penajaman akan diterapkan berdasarkan tingkat kecerahan / kontras minimum. Pengaturan khusus ini sangat berguna untuk meningkatkan kontras secara selektif di area kontras tinggi (seperti di sekitar mata) tetapi tidak terlalu menajamkan area yang ingin Anda biarkan halus (seperti kulit pada wajah). Semakin rendah nilainya semakin banyak gambar yang akan diasah secara seragam. Semakin tinggi nilainya, semakin banyak area yang dikecualikan. Jadi, jika Anda ingin seluruh gambar memiliki efek penajaman yang diterapkan seragam mungkin Anda akan mengaturnya menjadi nol dan jika Anda ingin mempertajam detail pada wajah subjek (seperti pola iris dan bulu mata mereka) tanpa membuatnya pori-pori dan kerutan menonjol, Anda akan meningkatkan nilai sampai Anda mencapai keseimbangan yang diinginkan.

Anda juga akan melihat bahwa kami memiliki jendela pratinjau kecil juga ditetapkan hingga 50 persen (masalah anti-aliasing yang sama berlaku baik untuk melihat pratinjau seluruh gambar dan untuk melihat pratinjau gambar di kotak Unsharp Mask.

Dalam perbandingan di atas, misalnya, tidak ada yang salah dengan gambar di sebelah kiri tetapi setelah kelembutan dikoreksi dengan topeng yang tidak terpal, kontras yang meningkat pada gambar kanan benar-benar membantu gambar menonjol dan memberikan tampilan yang tajam dan bagus.

Untuk mendapatkan hasil maksimal dari aplikasi topeng unsharp Anda, apa pun subjeknya, mari kita jalankan beberapa kiat dan trik yang memastikan proses penajamannya mulus.

Nonaktifkan penajaman dalam kamera. Di atas segalanya, Anda ingin menonaktifkan penajaman dalam kamera. Kamera point and shoot hampir selalu memiliki penajaman onboard sedangkan kamera DSLR high-end jarang dilakukan (anggapan pada bagian dari pabrikan adalah bahwa pengguna point and shoot tidak akan melakukan pekerjaan pasca-pemrosesan sedangkan pemilik DSLR paling kemungkinan akan). Foto-foto yang diproses ganda dengan topeng yang tidak terpal cenderung terlihat sangat buruk jadi sebaiknya jika Anda menonaktifkan di-kamera dan menyempurnakan penajaman di komputer Anda.

Javier N.P: Fokus adalah raja. Fokus fisik yang tajam di kamera lebih berharga daripada yang bisa diberikan oleh topeng yang tidak dicap. Sempurnakan keterampilan fokus Anda (dan lepaskan lensa Anda jika fokusnya longgar dan lembut). Seperti yang telah disebutkan di atas, tidak ada cara magis untuk menggunakan topeng yang tidak terlihat untuk memperluas atau memperbaiki bidang fokus foto; Anda hanya bisa mengasah apa yang sudah fokus.

Kurang itu lebih. Gunakan masker unsharp cukup untuk memberikan gambar sedikit pop.Pikirkan perbedaan antara melihat tampilan 1080p dan layar 4K. Gambar 1080p indah dan sangat banyak definisi tinggi (dibandingkan dengan televisi definisi standar lama) tetapi 4K memiliki ketajaman yang hanya menyembur langsung dari layar. Ketika Anda menyesuaikan dan membandingkan foto Anda, Anda ingin menangkap ketajaman yang tepat yang menggerakkan gambar dari "Ya, itu bagus." Untuk "Wow, itu garing." Ini garis tipis, meskipun; setelah Anda menekan titik manis itu semakin meningkatkan penajaman yang sering menghasilkan gambar luar biasa yang tidak biasa dan tidak wajar.

Pertajam terakhir. Jika Anda melakukan pengeditan gambar lainnya, penyesuaian warna, memperbaiki debu, atau piksel yang macet, atau mengedit gambar, Anda selalu menyimpan proses penajaman untuk yang terakhir. Pikirkan untuk mengasah gambar seperti memoles perhiasan setelah Anda selesai mengerjakannya. Ini adalah langkah terakhir setelah setiap bagian ditempatkan, setiap sedikit logam ditekuk dan disolder, dan siap untuk galeri.

Berbekal pemahaman tentang proses penajaman dan cara terbaik untuk memanfaatkannya, Anda siap untuk menerapkannya ke foto Anda sendiri untuk mengubah foto yang baik (meskipun lembut) menjadi foto yang menarik perhatian yang benar-benar muncul di layar, dinding ruang tamu , atau di mana pun mereka harus menemukan diri mereka sendiri.

c.           Menyesuaikan jarak fokus pada lensa agar mendapat ketajaman gambar yang tepat.

1)      Sesuaikan Diopter

Apa? Diopter - atau lensa mata. Kamu tidak akan pernah tahu apakah subyek berada dalam fokus yang bagus jika kamu tidak bisa melihat sendiri ketajaman melalui eyepiece. Pada sisi eyepiece (seperti yang ditunjukkan di bawah) ada sebuah roda kecil untuk menyesuaikan fokus eyepiece sesuai dengan penglihatanmu. Kamu bisa menyesuaikan lensa mata pada sudut yang besar, namun jika kamu memerlukan lebih banyak pandangan mata, pilihan yang tersedia untuk DSLR/SLR dari pabrik pembuat besar dalam rentang mulai dari -5 hingga +4 sesuai kebutuhan. Tidak, ini tidak akan membantu fokus otomatis bekerja lebih baik, namun akan membantu Anda menghargai ketika terjadi kegagalan dan membantu dalam fokus manual.

2)      Memahami Jendela Bidik

Apa saja kegunaan dari semua ini? Di sinilah kamu perlu mengambil manual (masih ingat buku yang ada bersamaan dengan kamera kamu?) Kebanyakan DSLR memiliki 9 - 11 titik fokus. Kamera profesional lini atas bisa memiliki 45 hingga 51 titik fokus (walaupun 11 - 19 yang bisa dipilh, sisanya adalah titik bantuan). Ada dua jenis titik fokus, bidang tunggal dan titik silang. Bidang tunggal hanya berkerja pada garis tegak lurus kontras (pada sudut 90 derajat) terhadap orientasinya. Jadi jika Anda melihat melalui jendela bidik seperti di atas, sebagian besar titik fokus berupa persegi panjang, beberapa lokasi horizontal, beberapa vertikal. Titik fokus bidang tunggal akan berkerja tegak lurus terhadap orientasinya saja. Sehingga - katakanlah kamu sedang memotret sebuah pohon - sebuah titik fokus vertikal tidak akan dapat menemukan tepi pohonnya, hanya horizontal yang bisa. Kamu bisa memanfaatkan ini dengan memilih sebuah titik fokus yang akan terkunci pada garis yang kamu inginkan dan garis-garis yang tidak perlu kamu fokuskan. Titik fokus titik silang akan berkerja dengan garis-garis kontras yang sejajar pada cara manapun. kebanyakan terdiri dari titik silang tunggal di bagian tengah, dikelilingi oleh bidang tunggal di sekitarnya. Kamera modern sekarang memiliki titik silang pada semua titik fokus. Tiap titik fokus juga memiliki sensitifitas tertentu. Kebanyakan memerlukan sebuah lensa dengan aperture maksimu paling tidak f5.6 untuk menggunakan auto fokus. Pada sebagian besar kamera, titik fokus otomatis di memiliki sensitifitas ini, dan sekitar pusat menawarkan peningkatan sensitifitas jika Anda menggunakan sebuah lensa dengan aperture maksimum tidak f2.8.

Jadi jika kamu bekerja dalam situasi minim cahaya, kamu bisa mendapatkan AF yang lebih baik dengan menggunakan titik fokus tengah. Jika Anda tidak menggunakan lensa f2.8 atau yang lebih baik maka tidak ada keuntungan cahaya rendah pada titik fokus tengah namun mungkin tetap akurat karena merupakan titik silang. Juga, ketika melihat pada persegi panjang titik fokus area sensor sebenarnya 2 - 3 kali lebih besar dari yang ditunjukkan. Camkan ini dalam pikiran ketika melakukan fokus. Jika kamu melakukan fokus pada jembatan hidung seseorang sebagai titik fokus, ingatlah bahwa mata orang tersebut juga berada di dalam area sensor sebenarnya. Fokus otomatis akan terfokus pada mata pemandangan pemandangan hidung karena memiliki kontras tepi yang lebih banyak daripada cahaya datar pada hidung. Terkadang ini tidak menjadi masalah, namun jika kamu bekerja dengan DOF yang sangat sempit itu bisa membuat perbedaan pada area mana yang memiliki fokus paling tajam.

3)      Bantu Lensa Kamu

Kebanyakan sistem fokus otomatis memiliki jumlah kesalahan atau tumpahan dan mungkin melebihi fokus terbaik karena mekanis dan inersia pada gerakan lensa. Kamu bisa membantu membantu dengan melakukan fokus lensa secara manual mendekati fokus dan membiarkan sistem AF mengambil alih alih gerakan. Atau, jika terdengar seperti terlalu banyak usaha, paling tidak berikan dua kali usaha pada AF untuk melakukannya dengan benar. lakukan tekan pada shutter untuk mendekatkannya dan kemudian lakukan sekali lagi untuk menyesuaikannya. Keuntungan yang dimiliki lensa berkelas lebih tinggi adalah operasi manual utuh ketika AF terkunci. Lensa yang lebih murah tidak akan memungkinkanmu untuk fokus pada fokus secara manual setelah terkunci, walaupun itu merupakan cara yang bagus untuk memastikan fokus yang sesempurna mungkin.

4)      Temukan Garis Yang Bagus

Sistem auto fokus berkerja pada garis sebuah kontras, sehingga akan sulit dilakukan pada subyek tanpa fitur ini (misalnya sebuah pipi atau dahi, pakaian putih atau tuksedo hitam. pasir, dinding berwarna tunggal dll). Pada area seperti ini, AF akan terus mencari dan tidak pernah menguncinya. Pendekatannya adalah menemukan "garis yang lebih baik" - mata, garis antara kontras pada baju dan jas, garis antara daratan dan langit, koridor koridor. Apapun yang memiliki kontras akan membantu AF bekerja dengan lebih baik dan lebih cepat.

5)      Jangan Gunakan Mode "Semua Titik Fokus"

Televisi jika kamu berada dalam situasi cepat yang ekstrim yang memerlukan fokus yang sangat cepat, paling baik untuk menghindari Fokus Semua Titik. Mode ini tidak mengetahui apa yang ingin kamu fokuskan, dan biasanya berfokus pada apapun yang paling dekat dengan kamera. Ada beberapa situasi dimana ini sempurna, namun hanya sedikit sekali.

6)      Fokus dan Bahan Ulang - Namun Lakukan Dengan Benar

Saya terbiasa melakukan fokus dan komposisi ulang dengan selalu menggunakan titik fokus tengah. Saya akan mengunci fokus dan kemudian melakukan komposisi ulang. Lalu saya membaca beberapa artikel yang mengatakan bahwa kamu tidak harus melakukan itu - di mana kamu memotret dengan titik fokus terdekat dengan komposisi subyek akhir. Teori dibalik ini adalah bahwa jumlah gerakan lensa dan sudut lengkung yang membentuk jarak dari subyek lensa berubah saat kamu melakukan komposisi ulang. Jika kamu menggunakan titik fokus di atas subyek dan tidak melakukan komposisi ulang, kamu tidak akan mendapatkan perubahan dalam kamera terhadap jarak subyek dan karenanya tidak ada kesalahan fokus. Jadi saya mencoba untuk mengambil beberapa gambar untuk menunjukkan kamu bahwa itu - dan ternyata tidak.

Tidak ada manfaat dalam menggunakan titik di atas subyek tanpa komposisi ulang. Nyatanya, berfokus dengan menggunakan titik tengah dan melakukan komposisi ulang sebenarnya lebih tajam dalam setiap pemotretan kecuali pada satu kasus - makro. Dan saya memotret apapun dari 17mm hingga 200mm, dan setiap jarak dari makro hingga 30 kaki dengan hasil yang sama.

Dalam setiap pengujian, penggunaan titik fokus tengah dan tanpa komposisi ulang menghasilkan gambar paling tajam. Gambar paling tajam berikutnya adalah penggunaan titik fokus tengah dan komposisi ulang, dengan ketajaman paling sedikit adalah menggunakan titik fokus terluar di atas subyek. Untuk mengklarifikasi - teorinya benar bahwa kamu kehilangan ketajaman karena melakukan komposisi ulang dari titik tengah. Yang tidak benar adalah penggunaan titik di atas subyek akan mengembalikan tempat - tidak demikian.

Sekarang salah satu kemungkinan besar yang saya miliki adalah bahwa pada kamera saya, titik fokus tengah tiga kali lebih sensitif dibandingkan delapan titik lainnya dan merupakan titik silang yang jauh lebih tepat. Namun menjadi masalah dengan kebanyakan kamera kecuali untuk model tinggi seperti Canon 1Ds Mark III atau Nikon D3X. Alasan lainnya  mungkin  sebagian besar lensa memiliki hasil tertajam di tengah dan semakin turun ke samping.

Ada tiga contoh tipikal dari apa yang saya potret dengan dua kamera yang berbeda. Nilai inset sebesar 100% crop huruf.

Yang bisa saya sampaikan adalah mengubah titik fokus tidak layak dilakukan, menurut pendapat saya. Namun silahkan coba sendiri karena hasilnya mungkin bervariasi.

Sebuah catatan singkat mengenai makro - ini hendaklah selalu dilakukan dengan sebuah tripod dan fokus manual, karena DOF yang sangat dekat dan dekat dengan subyek.

7)      Gunakan Mode Fokus Yang Benar

Kebanyakan DSLR paling tidak memiliki dua mode fokus yang serupa. Yang pertama adalah "One Shot" (Canon) atau "Single Servo" (Nikon). Di dalam mode ini bahwa subyek diam. Fokus terkunci, kamu mendapatkan lampu konfirmasi dalam tampilan bawah, dan kemudian rana berkerja. Rana tidak akan bekerja jika fokus tidak terkunci.

Jenis kedua adalah "AI Servo" (Canon) dan "Continuous Servo" (Nikon). Dalam mode ini, subyek bergerak, seperti olahraga, kehidupan pembohong dll. Kamera akan menemukan subyek dengan titik fokus dan fokus yang akan berubah untuk mengikuti subyek namun tidak akan pernah terkunci sebuah. Shutter akan bekerja bahkan jika fokus tidak didapatkan.

Ada mode lainnya dalam beberapa kamera, seperti "AI Focus" pada Canon yang bagus untuk ketika kamu memiliki sebuah subyek yang diam, namun mendukung untuk bergerak seperti seorang anak kecil. AF akan mengunci subyek namun jika subyek bergerak itu akan memasuki mode AI Servo untuk mengikuti subyek.

Ketiga - fokus prediktif - adalah untuk obyek yang bergerak mendekat atau menjauh dari kamu. Kamera akan mencoba untuk memprediksi gerakan dan memberikan fokus yang dapat diterima.

8)      Jangan Ganti Depth of Field untuk Fokus Yang Bagus

Meskipun demikian depth of field yang lebih dalam dengan aperture yang lebih kecil bisa meningkatkan ketajaman "tampilan" pada gambar, ingatlah satu hal: tidak peduli berapa depth of field, hanya ada satu titik fokus. Jadi latihlah selalu teknik fokus yang bagus terlepas dari aperture yang kamu gunakan.

9)      Gunakan Sebuah Tripod atau Berdiri

Ketika kita memotret sambil berdiri, kita semua memiliki kecendrungan untuk berayun ke depan dan belakang - khususnya condong terhadap sebuah subyek dengan kombinasi kamera/lensa yang berat. Itu alami; setiap orang melakukannya pada tingkat tertentu. Dan, jika kamu memotret dengan DOF yang sangat sempit, ayunan kecil tersebut bisa mempengaruhi seberapa tajam dan fokus dalam area yang kamu inginkan. Jika kamu memiliki DOF selebar 4 inchi, ayunan 2 inchi bisa memiliki pengaruh yang besar. Jadi, gunakan sebuah tripod.

Sekarang saya harus mengakui, sama banyak saya menggunakan tripod - saya haknya . Mereka menyela cara saya bekerja dan hampir setiap saat dengan cara saya memotret. Jadi, jika kamu lebih memilih untuk menghindari penggunaannya, paling tidak luangkan waktu untuk menggunakan cara berdiri fotografer yang bagus. Satu kaki di depan yang lain dengan sedikit merunduk, kunci terkunci di udara, tidak di udara (ini adalah dimana pegangan dengan kendali menjadi berguna), dan badan dibebankan pada kaki.

10)   Jika Semuanya Gagal - Gunakan Fokus Manual

Saya selalu mendengar degupan ketika saya menyarankan ini pada para fotografer. biasanya mengembar-gemborkan "Saya hanya memotret manual, tidak pernah otomatis", namun menyarankan untuk  fokus pada manual ke mereka, dan mereka menyarankan mereka untuk menjual mereka. Fokus manual dalam kebanyakan kasus (dengan diopter yang diatur dengan benar) bisa menghasilkan fokus paling tajam dan terbaik. Khususnya dalam era digital ini dimana mudah untuk melihat zoom 100% atau bahkan 200% dengan monitor kita.

Nyatanya, jika kamu melihat spesifikasi tidak resmi untuk fokus otomatis, kamu bisa melihat bahwa mereka tidak benar-benar tepat. Berikut spesifikasi untuk "ketajaman":  Gambar dianggap tajam jika itu tampak tajam dalam ukuran 6 x 9 dari jarak 10 inchi . Ya itu saja. Tidak ada zoom 100%, tidak ada beton 20 x 30. Itu saja.

Sekarang beberapa kamera baru hadir dengan "Live View". Ini bisa menjadi alat bantu berguna dalam fokus manual. Lihat pemandangan langsung, perbesar pada subyek/titik fokus dan periksa lokasi pada LCD. Ini tidak bekerja dengan baik bagi saya karena saya selalu berada dalam kondisi terang; padang pasir, pantai dll - namun bagi beberapa itu berkerja dengan sangat baik.

Satu catatan singkat mengenai gambar di atas. Saya awalnya menggunakan itu hanya untuk menunjukkan tombol Manual Focus, namun tombol lainnya memunculkan sebuah titik yang menarik; 1,2m ke Infinity dan 3m ke Infinity. Tombol ini terkait dengan sesuatu yang saya sampaikan sebelumnya tentang tidak mempersyaratkan lensa kamu untuk mencari sepanjang rentang fokus. Jika kamu tahu kamu tidak akan fokus pada apapun yang lebih dekat dari 3 meter, ganti ke mode ini dan lensa tidak harus bergerak jauh untuk fokus. Ini bisa membawa pada fokus otomatis yang akurat untuk pertama kali kali.

11)   Apa Yang Harus Saya Fokuskan?

Untuk potret/kepala, ini disetujui secara luas: mata. Untuk potret lainnya yang menghadap wajah, kecuali ada bagian tubuh lainnya yang ingin Anda persiapkan "fokus" gambar. fokus tertajam pada area dimana kamu ingin menarik perhatian penonton.

Dalam lansekap tidak selalu mudah, namun kamu tetap mengikuti aturan yang sama seperti di atas. Jangan berpegang pada "itu merupakan lansekap sudut luas, fokus pada tidak terhingga". Jika kamu memiliki subyek di depan, fokus pada itu dan biarkan DOF membawa gambar ke background. Jika subyek di latar depan tidak memiliki fokus yang tajam, itu menambahkan kebingungan pada gambar, karena kita secara alami melihat benda dekat lebih tajam dibandingkan obyek yang jauh. Sekarang saya bisa memasuki fokus pada "Jarak Hiper Fokal" namun mungkin melampaui ruang lingkup tutorial ini. Jika kamu tertarik mengenai itu, dan kamu harus demikian, pencarian cepat Google akan melakukan hal itu.

12)   Itu berada dalam Fokus, namun apakah itu Tajam?

Fokus dan ketajaman merupakan dua hal yang berbeda. Anda dapat melihat tutorial lainnya, sehingga saya hanya membuat beberapa poin berguna.

Jika sebuah gambar di luar fokus, kamu tidak bisa membuat fokus dengan mempertajam. Kamu hanya akan memiliki sebuah gambar tidak fokus yang sangat tajam. Kebanyakan gambar RAW memerlukan beberapa penajaman. Apakah kamu menggunakan Smart Sharpen, un-sharp mask, atau hi-pass filtering, kebanyakan gambar RAW mendapatkan manfaat dari penajaman. Dengan demikian, seiring peningkatan kualitas kamera saya mendapatkan lebih sedikit kebutuhan untuk penajaman dan sekarang hanya menggunakan itu untuk sekitar 25% gambar saya.

Perlu diingat juga bahwa penajaman tergantung pada produk akhir. Kamu tidak akan mempertajam sebuah gambar berukuran web dengan jumlah yang sama untuk mencetak ukuran 16 x 20. Dan dengan pemikiran tersebut, jika kamu ingin menjual sebuah gambar ke agensi fotografi, jangan mempertajam gambarmu sama sekali. Kebanyakan memintamu untuk tidak melakukannya, karena kamu tidak bisa memprediksi penggunaan dan ukuran gambar.

13)   Lakukan Shutter Speed

Kecepatan rana merupakan masalah lain yang bisa membawa pada titik-titik yang tidak jelas. Setiap orang memiliki batasan pada seberapa lambat kecepatan rana yang dapat mereka pegang pada panjang fokal lensa. Beberapa orang lebih mantap dibandingkan yang lainnya namun jika kamu tidak memiliki shutter speed yang cukup untuk mengatasi gerakan (goyangan) tanganmu, gambar kamu akan tampak kabur. Untuk lensa standar dan sudut lebar, kebanyakan orang bisa memegang sekitar 1/30 hingga 1/60 detik.

Untuk lensa telefoto yang lebih panjang biasanya memerlukan jauh lebih banyak. Aturan umum sebagai awalan adalah "1 di atas panjang fokal lensa mereka". Sehingga jika kamu memiliki lensa 200 mm, potret pada 1/200 detik dan lanjutkan dari sana untuk menentukan kemampuanmu memegang. Secara pribadi, saya berguncang seperti California pada sebuah hari yang buruk sehingga saya biasanya memotret dengan kecepatan lebih tinggi. Itu juga tergantung pada seberapa jauh kamu dari subyek, karena gerakan semakin meningkat dengan menjauhnya subyek dari kamu berada.

Jika subyek kamu bergerak, memegang kamera dengan diam atau sebuah tripod tidak akan membantu - kamu perlu memiliki shutter speed yang cukup untuk menghentikan tindakan. Kebanyakan dimulai dari sekitar 1/250 namun tergantung pada seberapa cepat subyek bergerak. Persyaratan juga bervariasi tergantung pada apakah Anda memotret statistik atau melakukan panning bersama-sama dengan subyek. Jika kamu melakukan panning, kamu bisa menjauh dengan shutter speed yang lebih lambat dan juga mendapatkan efek yang menarik. Itu mendukung kamu menunjukkan gerakan di latar belakang namun tidak subyek.

Sistem stabilisasi gambar pada lensa memungkinkan tangan menahan pada kecepatan rana yang lebih rendah (hingga 3 stop lebih banyak), namun tidak akan melakukan tindakan lebih baik daripada lensa non-IS. Kamu hanya bisa menghentikan tindakan dengan shutter speed (atau flash kecepatan tinggi)

14)   Lakukan Ekspos Dengan Benar

Dengan pencahayaan yang tepat  dan  pencahayaan yang bagus (esensi dari semua fotografi) merupakan hal esensial bagi fokus dan ketajaman yang bagus. Karena ditentukan oleh garis sebuah kontras, jika kamu berada dalam kondisi underexposed atau cahaya yang lemah, gambar tidak akan tampak tajam bahkan jika semua kriteria fokus yang lain terpenuhi.

15)   Saya melakukan semua itu. Saya tetap kehilangan fokus!

Ada peluang kecil dimana itu mungkin merupakan masalah pada peralatan kamu. Karena lensa ketiga harus dirancang ulang, mereka tidak akan selalu bekerja sempurna dengan kamera bermerek baru. Beberapa bagus, yang lainnya tidak. Namun bahkan terkadang lensa bermerek tidak dibuat secara sempurna.

Kamera seperti Canon 50D dan 1D/Ds Mark III memiliki penyesuaian yang bagus untuk fokus depan dan belakang untuk sampai 20 lensa yang berbeda, jika Anda mengetahui sebuah lensa yang terus fokus di depan subyekmu setiap saat, kamu bisa membuat penyesuaian dalam kamera untuk memperbaiki itu . Jika ini tidak tersedia, Anda perlu menentukan apakah itu hanya lensa kamu - atau lensa dan kamera kamu - yang perlu diperbaiki.

Berikut adalah sebuah tes yang bisa kamu lakukan di rumah untuk memberikan gambaran yang bagus apakah itu kamu atau kamera. Temukan sebuah penggaris atau kayu meteran dan letakkan di sebuah meja yang menjauh dari kamera. Pasang kamera pada tripod, dan buka aperture selebar mungkin. Potret penggaris pada sudut 45 derajat, dengan fokus pada tanda tertentu - dalam kasus ini, tanda 6".

Jika itu tampak paling jelas ketika kamu membuka gambar, maka peralatanmu baik-baik saja - kembali dan asah teknikmu! Jika tertajam berada di depan atau di belakang titik tersebut, maka kamu tahu ada permasalahan peralatan dan itu hendaklah dikirim untuk diperbaiki.

16)   Kesimpulan

Saya telah membahas banyak topik dalam tutorial ini - jadi kerja bagus karena telah membaca sejauh ini! Saya merasa bahwa fokus dan ketajaman yang bagus merupakan dua hal terpenting yang kamu perlukan untuk mendapatkan gambar yang bagus. Itu bisa membuat perbedaan antara apa yang tampak profesional dan apa yang tampak seperti karya amatir (dan kita semua ingin tampak profesional - apakah kita memang demikian atau tidak).

 

d.           Memeriksa ulang hasil gambaran

Dalam penciptaan karya fotografi untuk mencapai sebuah karya fotografi yang bagus selain perlu menekankan pada permainan komposisi dan teknis pemotretan seperti pemilihan objek, penggunaan pencahayaan yang tepat, penggunaan format gambar dengan tepat, pengolahan sudut pandang dan pemahaman dasar-dasar fotografi.

Pengecekkan ulang hasil gambar melalui berbagai pertimbangan teknis pemotretan yang lebih berorientasi pada kemudahan praktis agar karya yang dihasilkan sesuai dengan konsep yang diinginkan.

Ada empat unsur penting yang harus diperhatikan saat mengecek ulang hasil gambar, yaitu :

1)     Pencahayaan

Sumber cahaya yang digunakan dalam dunia fotografi yaitu Cahaya Alam (matahari, bulan, bintang dll) dan Cahaya buatan (lampu, lilin,senter, obor, api unggun, blitz, lampu studio dll). Ada 5 arah cahaya yaitu cahaya depan, cahaya samping, cahaya atas, cahaya bawah dan cahaya belakang. Setiap arah pencahayaan yang memiliki fungsi dan estetis tersendiri . kelima arah pencahayaan tersebut menimbulkan efek yang berbeda-beda terhadap objek yang kita potret.

2)     Efek Gerak

Dengan efek gerak sebuah karya fotografi menjadi seolah-olah ’hidup’. Gerak dalam fotografi ada gerakan lambat (show action), gerakan yang mengikuti objek (panning) dan gerakan yang cepat sehingga objek terbekukan (stop action

3)     Fokus & ruang tajam

Fokus dapat menampilkan gambar yang penting lebih optimal. Melalui fokus akan terlihat apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah foto. Dengan fokus dapat memberikan kesan kedalaman pada sebuah foto dengan membuat efek blur pada latar depan atau pada latar belakang. Dengan mengatur kedalaman ruang dapat membantu pembentukan dimensi gambar. Dengan fokus yang baik dan tepat maka kita dapat mengatur ketajaman gambar, subjek bisa tampil menarik dan ekspresi serta informasi gambar dapat disampaikan dengan ’sempurna’

4)     Komposisi

Komposisi dapat mendukung ekspresi dan keindahan susunan bentuk-bentuk dalam sebuah foto. Komposisi dalam fotografi diantaranya adalah warna, bentuk, bidang, tekstur, sudut pandang, format, irama, keseimbangan proporsi dll. Melalui komposisi yang tepat maka sebuah foto tidak menjadi datar (flat) tetapi menjadi sebuah foto yang berdimensi. Komposisi merupakan jalan termudah untuk mempertajam kemampuan dalam fotografi. Pada saat melakukan pemotretan dengan pengaturan komposisi yang baik, foto yang kita buat akan semakin baik.


Posting Komentar untuk "4. Mengatur Ketajaman Gambar (Fotografi Kelas X DKV)"