4. Mengatur Ketajaman Gambar (Fotografi Kelas X DKV)
A.
Menentukan ketajaman
gambar pada objek
Ketajaman
menjadi salah satu faktor penting yang menentukan kualitas. Foto yang tidak
tajam membuat gambar tidak begitu jelas atau buram. Ada banyak faktor yang menentukan
seberapa tajam foto yang kita dapat, baik itu faktor alat (kamera, lensa)
maupun faktor teknik memotret. Dalam mendefinisikan ketajaman gambar, sebenarnya ada dua
faktor dasar yang berkontribusi dalam penciptaan persepsi “gambar yang tajam”,
yaitu:
1.
Acutance (Daya Pisah)
Acutance dapat
dijabarkan sebagai tingkat transisi warna pada bagian tepi sebuah obyek (pada
gambar). Tingkat acutance yang tinggi menyebabkan bagian tepi (edge) lebih
kontras, dan tampak lebih “tajam” di mata kita. Kita pasti pun pernah mendengar
istilah tentang “micro contrast” pada lensa. Faktor acutance dalam hal ini
dapat lebih menjelaskan mengenai fenomena micro contrast tersebut. Lensa yang
memiliki tingkat acutance tinggi (hi-acutance) cenderung dinilai memiliki “micro
contrast” yang tinggi. Tentu saja, ketajaman / tingkat acutance yang lebih
tinggi dapat dicapai melalui olah digital. Kebanyakan software saat ini
mengembangkan algoritma khusus untuk dapat meningkatkan nilai acutance, yang
berdampak pada hasil akhir gambar yang lebih tajam.
2.
Resolusi
Resolusi gambar
menentukan ukuran gambar dalam satuan pixel. Semakin besar resolusi gambarnya,
semakin besar kemampuannya untuk “memisahkan” elemen pada gambar. Pada salah
satu standar uji ketajaman, dimana satuan ukur adalah LPI (line per inch),
dapat dilihat bahwa resolusi memiliki peranan dalam menentukan ketajaman
gambar. Resolusi bergantung pada (sensor) kamera yang digunakan, sehingga
faktor yang bisa diubah setelah kita mengambil gambar adalah pada tingkat acutance-nya.
a.
Menentukan titik fokus
pada diam ditentukan
Istilah fokus artinya
titik tempat berkumpulnya sinar yang melalui sebuah optik atau lensa. Dalam
fotografi, sebuah gambar yang fokus didapatkan dengan menempatkan kumpulan
sinar pada satu titik yang tepat di sensor (disebut focal plane). Bila titik
terbentuk di depan atau di belakang focal plane, maka gambar yang dihasilkan
menjadi tidak terfokus atau out of focus.
1)
Auto Fokus
Secara umum autofokus merupakan sistem pada kamera atau lensa
kamera, atau kombinasi kamera dan lensa yang mana ketepatan fokusnya ditentukan
oleh alat elektronik dan motor. Pada mode autofokus, sistem kamera akan mencari
dan mendapatkan fokus pada objek secara otomatis saat tombol shutter ditekan
setengah. Di kamera DSLR Anda bisa menyetting mode autofokus dengan cara set
tombol yang ada di badan lensa ke arah AF atau A. Bidik objek yang akan difoto,
tekan tombol shutter setengah saja hingga fokus didapatkan dan setelah fokus
didapat biasanya ditandai dengan bunyi
bip atau kedipan merah pada titik-titik fokus maka Anda bisa langsung shoot. Hal yang sama juga bisa didapatkan
pada kamera mirrorless. Autofokus sendiri dibedakan dalam beberapa mode, yakni:
One Shot AF (single area), yakni mode yang bisa
digunakan untuk memotret benda diam atau tidak bergerak, misal landscape atau
portrait (manusia). Mode ini paling umum digunakan dan menjadi setting standar
pada kamera. Kelebihan mode ini adalah baterai menjadi lebih awet. AI Servo AF (continues), yakni mode yang
digunakan untuk memotret benda yang bergerak seperti orang yang sedang berlari,
burung, kendaraan dan sebagainya. Mode ini akan memprediksi objek yang dibidik
dan jalur yang akan dilalui objek serta mengikuti objek saat shutter ditekan. AI Fokus AF (hybrid), yakni mode
gabungan antara One Shot dan AI Servo
yang bisa digunakan untuk memotret benda diam atau bergerak. Mode ini biasanya
digunakan untuk memotret objek yang kondisinya berubah-ubah dari diam ke
bergerak dan sebaliknya. Mode ini bisa digunakan sebagai mode stand-by dan
untuk keperluan sehari-hari karena jika sewaktu-waktu digunakan untuk memotret
objek tak terduga, Anda bisa langsung beraksi tanpa perlu mengganti mode yang
sesuai.
2)
Manual fokus
Sesuai namanya, manual fokus adalah pengaturan
fokus dengan cara manual sehingga objek yang ingin dipotret bisa terlihat tajam
dan fokus.
Mode manual fokus
banyak digunakan para fotografer landscape, makro dan tentunya juga para
pengguna lensa manual fokus.
Mode ini biasanya
disediakan bagi Anda yang ingin mengunci fokus dengan mengandalkan tangan yang memutar
ring fokus di lensa dan memadukannya dengan pengamatan mata.
Di mode manual fokus
Anda bisa memanfaatkan konfirmasi fokus, yakni dengan cara memutar ring fokus
sambil menekan separuh tombol fokus. Titik fokus akan menyala merah atau hijau
saat fokus tercapai.
b.
Menentukan titik fokus
pada benda bergerak
1)
Tentukan dulu titik dimana Anda mau memotret
2)
Pertimbangkan background dan bagaimana
menempatkan obyek dalam foto
3)
Persiapkan setting kamera dengan benar
Kesalahan dalam mengatur setting bisa membuat kabur foto. Ada
dua Mode yang baik digunakan untuk memotret benda yang bergerak dengan cepat,
yaitu Mode Shutter Priority atau Mode Auto pada kamera prosumer atau
DSLR atau Mirrorless. Sedangkan pada kamera smartphone, pergunakan saja Mode
Audo atau pakai Mode dengan simbol orang sedang berlari.
a)
Atur Shutter
Speed atau Bukaan Rana
Jika memakai shutter
priority pastikan kecepatan bukaan rana yang dipakai lebih cepat dari panjang
lensa, seperti lensa 55-250 cm, maka kecepatan minimalnya sekitar 1/250, tetapi
saya memakai setting lebih cepat lagi 1/300-500 detik. Jika lebih lambat dari
ini foto akan cenderung blur/kabur
b)
Pakai Auto-Focus
Tangan kita sulit mengikuti gerak roller
coaster yang bergerak dengan cepat dan kamera pasti butuh waktu untuk menemukan
obyeknya. Kalau coba mengikuti hasilnya obyek yang kita tuju bisa tidak
tertangkap dengan baik.
c)
Jangan coba mengikuti obyek
Salah satu kesalahan yang umum adalah tangan
kita secara reflek cenderung mencoba mengikuti obyek yang bergerak. Padahal
kamera akan membutuhkan waktu untuk melakukan fokus ulang dan hasilnya bisa
cenderung kabur.
d)
Pergunakan Continous
Shooting/Burst Mode
Jangan lupa aktifkan continous shotting atau
burst mode. Dengan begitu dalam sekali menekan tombol shutter release, kamera
akan merekam gambar beberapa kali. Semakin banyak semakin baik karena akan
meningkatkan kemungkinan keberhasilan. Lebih baik membuang banyak foto
dibandingkan kehilangan momen yang berharga.
e)
Hitung Waktu dan tahu dimana obyek berada
Untuk menaiki wahana-wahana permainan seperti
ini, pasti harus menunggu giliran. Hal itu bisa dimanfaatkan oleh sang
fotografer untuk menghitung waktu yang diperlukan oleh wahana tersebut untuk
mencapai titik dimana kita akan memotret sasaran.
Pastikan juga kita tahu dimana obyek akan
naik, apakah di bagian depan, tengah, atau belakang. Jadi, kita tidak salah
sasaran, yang kalau terjadi akan membuat hasil foto sia-sia saja.
f)
Lakukan Percobaan
Sambil menunggu, lakukan percobaan beberapa
kali agar terbiasa dengan situasi dan memastikan settingan kamera tepat, tidak
terlalu terang, tidak terlalu gelap, tidak blur dan sebagainya.
Kalau ternyata tidak cocok dan bagus, segera
ubah.
Terkesan repot ya untuk memotret benda yang
bergerak dengan cepat atau mempebukan obyek ini?. Mungkin, tetapi tidak juga
sebenarnya.
Tetapi, tentunya akan terbayar lunas kalau
hasil fotonya bagus dan menyenangkan. Akan banyak hal yang bisa dingat di masa
datang dan mendatangkan kegembiraan mengenang suatu masa.
Bukan begitu, Kawan?
(Ada satu lagi teknik memotret benda yang
bergerak dengan cepat, yaitu teknik panning. Tetapi, karena biasanya cenderung
dipakai untuk mengarah ke seni, hal itu akan ditulis terpisah)
B.
Menentukan
sistem titik fokus yang tepat
1.
Memahami Titik fokus AF
Apakah titik fokus AF dan mengapa sangat penting? Jika anda fotografer
pemula, anda mungkin memiliki pertanyaan tentang beberapa teknologi dan teknik
dalam fotografi. Pada artikel kali ini akan membahas tentang salah satu teknik
yang sering menjadi pertanyaan yaitu cara mengatur titik fokus AF ketika
merekam foto.
a.
Titik
fokus AF
1) Apakah titik fokus AF?
Titik fokus atau AF adalah area dalam
frame yang mampu mengunci objek yang direkam. Ketika melihat melalui
viewfinder, akan terlihat jumlah titik berbentuk kotak-kotak kecil yang ditata
dan pola permanen.
2)
Apakah semua kamera mempunyai titik fokus AF yang sama?
Jumlah titik fokus AF bervariasi pada
tiap kamera. Tapi, belakangan ini jumlah titik fokus AF di kamera baru
mengalami peningkatan, sehingga memudahkan anda menemukan titik fokus yang
dapat digunakan ketika ingin memfokuskan pada objek yang tidak berada di
tengah.
3) Seakurat apakah titik fokus
AF?
Sistem
autofocus AF modern sangat akurat dan cepat, sehingga kamera dapat mengunci
pada objek yang bergerak cepat, walaupun mungkin tidak akurat 100%. Jika
merekam dalam modus Auto, kamera akan beroperasi pada semua titik fokus AF
aktif dan mengunci pada objek terdekat dalam frame dengan kekontrasan yang
bagus. Area ini bisa saja bukan yang diinginkan, memang akan lebih baik jika
menggunakan modus semi auto atau manual agar dapat memilih sendiri titik fokus
AF.
4)
Lalu apakah titik AF yang lebih banyak menguntungkan bagi
fotografer?
Semakin banyak titik fokus
AF yang dimiliki kamera, semakin mudah menemukan fokus pada area yang tidak
berada di tengah frame, tapi jika tidak menggunakan sistem dengan benar, jumlah
titik fokus AF yang lebih banyak justru menandakan resiko yang lebih tinggi.
Pada kamera yang memiliki junlah titik fokus AF lebih besar, anda juga bisa
memilih untuk memiliki kelompok titik fokus AF aktif yang berbeda, atau hanya
memilih satu titik aktif.
5) Bagaimana cara memilih dan
memindahkan titik fokus AF?
Berbeda di
setiap kamera. Umumnya, anda harus menekan tombol di belakng kamera untuk
mengaktifkan titik fokus AF, lalu memutar roda kontrol perintah, menggeser
tuas, atau menekan tombol D-pad untuk menggeser titik AF dalam frame.
6) Modus AF apa yang sebaiknya
digunakan?
Pilih One shot (Canon) atau Single Shot
(Nikon) ketika objek statis. Modus ini menandakan titik fokus AF mengunci
fokus dan menjaganya tetap fokus sampai foto direkam. Jika merekam objek
bergerak, Al Servo (Canon) atau Continuous (Nikon) akan memfokuskan
kembali secara konstan pada objek bergerak ketika tombol shutter tengah
ditekan.
Demikianlah pembahasan
tentang cara mengatur titik fokus AF ketika merekam foto diharapkan anda dapat
mengusainya dan menerapkan dengan baik untuk memperoleh foto yang
maksimal. Semoga artikel tentang cara
mengatur “titik fokus AF” ini bermanfaat.
b.
Memilih Sistem Penajaman gambar dengan tepat
Sebelum
kami menggali cara mempertajam gambar Anda, penting untuk memahami dengan pasti
mengapa gambar digital bahkan memerlukan penajaman di tempat pertama. Gambar
digital, baik yang dibuat dalam kamera digital dan dengan memindai gambar untuk
membuat salinan digital karya analog, menderita keterbatasan yang dikenakan
oleh sensor perangkat digital. Sementara keterbatasan sensor dibandingkan
dengan mata manusia banyak terdapat satu batasan khusus yang menciptakan gambar
terlalu lembut atau fuzzy. Mata manusia mampu membedakan garis kontras dengan
kejelasan dan ketajaman yang luar biasa. Namun demikian, sensor kamera digital
dibatasi oleh jumlah piksel, atau titik data, yang dapat dikumpulkan. Ketika
adegan sebelum resolusi lebih tinggi daripada yang bisa menangkap (yang selalu
ada) itu dipaksa untuk menangkap rata-rata dari apa yang dilihat oleh piksel
individu pada sensor. Hasilnya adalah gambar buram karena kamera (atau
pemindai) dipaksa untuk melakukan yang terbaik dengan jumlah data terbatas yang
dapat ditangkapnya.
Jika dilihat
dari kejauhan pada layar tipikal Anda, terlihat seperti garis lurus dan
renggang antara bagian hitam dan putih. Mari kita berpura-pura demi demonstrasi
bahwa gambar di atas bukan gambar digital yang disajikan kepada Anda di layar
digital tetapi perpotongan dua ruang di dunia nyata. Katakanlah dua bagian
kanvas yang telah dicat dengan presisi ekstrim sehingga, bahkan ketika dilihat
pada jarak yang sangat dekat dengan kaca pembesar di tangan, garis tetap renyah
dan berbeda. Garis ini, kemudian, diselesaikan oleh mata kita ke resolusi
maksimumnya dan kita melihatnya sebagai sangat tajam dan tajam.
Mari kita
lihat mockup yang sama dari dua segitiga seolah-olah itu ditangkap oleh sensor
gambar beresolusi sangat rendah. Sementara gambar di atas berisi hampir 200.000
piksel, gambar di bawah adalah representasi ruang hitam dan putih seolah-olah
tingkat resolusi hampir 200 piksel.
Kita tahu
jika garis penggambaran antara daerah putih dan hitam adalah silet tajam ke
mata manusia maka itu harus setajam silet di kamera, bukan? Masalahnya adalah
ketika penggambaran tajam silet itu begitu bagus, ia melewati piksel yang
diberikan pada sensor kamera, masing-masing pixel tidak bisa mengatakan,
"OK, separuh dari saya berwarna putih, setengah dari saya hitam."
Itu hanya
dapat merekam satu nilai untuk seluruh piksel. Karena itu dipaksa untuk
mengatakan, “OK, rata-rata cahaya yang mengenai saya adalah abu-abu” karena
tidak dapat merekam bagian hitam dan bagian putih tetapi hanya rata-rata foton
yang mengenai piksel individu.
Semakin
banyak piksel yang Anda masukkan ke dalam sensor, semakin banyak detail yang
dapat Anda selesaikan, tetapi pada akhirnya ada titik di setiap pembuatan
gambar digital di mana data yang masuk (cahaya yang memantul dari subjek yang
sedang difoto atau foto yang dipindai) melebihi kemampuan dari sensor,
masing-masing piksel mengundurkan diri untuk memilih bayangan perkiraan
terbaik, dan kontras antara tepinya kabur.
Sekarang
kita tahu apa yang menyebabkan foto kabur, mari kita lihat apa yang dapat Anda
lakukan untuk memperbaiki masalah dan memberikan ketajaman pada gambar Anda
yang benar-benar membantu mereka muncul (apakah Anda membingkai atau
mengunggahnya ke Facebook).
Untungnya
bagi kami konsep yang baru saja kami uraikan di bagian sebelumnya sudah dikenal
dan dipahami di komunitas fotografi dan ada beberapa cara untuk pendekatan
mengoreksinya. Cara yang paling umum, dan cara kami berfokus pada hari ini,
menerapkan apa yang dikenal sebagai "topeng unsharp."
Masker unsharp counterintuitively bernama
menjadi sedikit lebih intuitif bernama jika Anda memahami bagaimana proses
bekerja. Saat Anda menerapkan unsharp
mask ke sebuah gambar, aplikasi pengeditan akan membuat mask sementara yang
digunakan untuk membandingkan area mana dari gambar yang tajam (dengan kontras
tinggi) dan unsharp (dengan kontras rendah). Ini kemudian menajamkan daerah
yang tidak terpapar (menggunakan topeng itu sebagai panduan) sampai perbedaan
antara kontras tinggi dan area kontras rendah telah disamakan sesuai spesifikasi
pengguna. Jadi, topeng yang tidak terpal bukanlah alat yang tidak menarik,
karena nama itu mungkin menyiratkan pada pandangan pertama, tetapi alat yang
memberi tahu Anda bagian mana dari gambar yang tidak terproyeksi dan
mengoreksinya. Untuk menunjukkan bagaimana persisnya topeng yang tidak terlihat
bekerja dan penyesuaian yang bisa kita lakukan padanya. Meskipun kami akan
menggunakan Adobe Photoshop untuk
demonstrasi hari ini alat topeng unsharp ditemukan dalam berbagai aplikasi
pengeditan gambar karena ini adalah sesuatu dari standar industri. Istilah dan
metode yang akan Anda lihat di sini berlaku sama mudahnya dengan solusi
pengeditan gratis seperti GIMP seperti yang mereka lakukan pada Photoshop.
Pertama,
mari kita pelajari fotonya. Gambar di atas, langsung dari kamera tanpa
penyuntingan apa pun, hanya diperkecil ukurannya untuk dimasukkan ke dalam
artikel ini. Tidak ada yang salah dengan foto itu. Subjek terpusat, wajah
subjek berada dalam fokus, tidak ada yang sangat tidak menyenangkan tentang hal
itu (kecuali, Anda tahu, Anda tidak peduli dengan anjing kecil). Tapi mari
perbesar dan lihat gambar dengan lebih detail. Javier DKV 2: Ketika kita masuk
sangat dekat, menjadi jelas bahwa gambar tersebut sangat lembut.Itu bukan
kesalahan lensa (kami memotret gambar ini dengan lensa prima yang sangat tajam)
tetapi efek samping dari cara gambar diproses dalam kamera, seperti yang telah
kita bahas sebelumnya. Untuk mempertajam gambar, mari kita jalankan topeng yang
tidak terlihat. Pertama, siapkan masker unsharp dengan menyesuaikan gambar Anda
ke zoom 100 persen atau 50 persen; Algoritma anti-aliasing yang digunakan oleh
editor dan sistem operasi Anda dapat mendistorsi efek proses penajaman pada
tingkat zoom lainnya.
Di Photoshop
Anda akan menemukannya di bawah Filter -> Sharpen -> Unsharp Mask.
Seperti yang
kami sebutkan di atas, tampilan alat topeng unsharp cukup universal dan Anda
akan menemukan tiga pengaturan, Jumlah, Radius, dan Ambang Batas, terlepas dari
alat pengeditan gambar yang Anda gunakan. Cara termudah untuk memahami apa yang
mereka lakukan adalah hanya bermain-main dengan mereka, tetapi kami akan
menyoroti poin-poin utama di sini.
Jumlah:
Selalu terdaftar sebagai persentase, jumlah menunjukkan tingkat penyesuaian
(seberapa banyak cahaya yang diperoleh oleh tepi yang lebih terang dan
bagaimana gelapnya sisi gelap). Pada bagian bawah penyesuaian itu sulit untuk
diperhatikan tetapi ketika Anda memaksimalkannya, kontras menjadi sangat
ekstrim. 50-100 persen adalah tempat yang aman untuk memulai.
Radius:
Menentukan seberapa besar area di sekitar setiap titik yang dikoreksi, efek
diterapkan. Jari-jari dan jumlahnya saling terkait; jika Anda mengurangi nilai
Jumlah Anda, Anda dapat meningkatkan nilai Radius Anda (dan sebaliknya).
Meningkat ke tingkat tinggi akan menyebabkan distorsi warna dan kontras yang
signifikan (yang mungkin menjadi efek artistik yang diinginkan tetapi tidak
akan membuat gambar yang tampak alami).
Ambang:
Fungsi threshold menentukan di mana algoritma penajaman akan diterapkan
berdasarkan tingkat kecerahan / kontras minimum. Pengaturan khusus ini sangat
berguna untuk meningkatkan kontras secara selektif di area kontras tinggi
(seperti di sekitar mata) tetapi tidak terlalu menajamkan area yang ingin Anda
biarkan halus (seperti kulit pada wajah). Semakin rendah nilainya semakin
banyak gambar yang akan diasah secara seragam. Semakin tinggi nilainya, semakin
banyak area yang dikecualikan. Jadi, jika Anda ingin seluruh gambar memiliki
efek penajaman yang diterapkan seragam mungkin Anda akan mengaturnya menjadi
nol dan jika Anda ingin mempertajam detail pada wajah subjek (seperti pola iris
dan bulu mata mereka) tanpa membuatnya pori-pori dan kerutan menonjol, Anda
akan meningkatkan nilai sampai Anda mencapai keseimbangan yang diinginkan.
Anda juga
akan melihat bahwa kami memiliki jendela pratinjau kecil juga ditetapkan hingga
50 persen (masalah anti-aliasing yang sama berlaku baik untuk melihat pratinjau
seluruh gambar dan untuk melihat pratinjau gambar di kotak Unsharp Mask.
Dalam
perbandingan di atas, misalnya, tidak ada yang salah dengan gambar di sebelah
kiri tetapi setelah kelembutan dikoreksi dengan topeng yang tidak terpal,
kontras yang meningkat pada gambar kanan benar-benar membantu gambar menonjol
dan memberikan tampilan yang tajam dan bagus.
Untuk
mendapatkan hasil maksimal dari aplikasi topeng unsharp Anda, apa pun
subjeknya, mari kita jalankan beberapa kiat dan trik yang memastikan proses
penajamannya mulus.
Nonaktifkan
penajaman dalam kamera. Di atas segalanya, Anda ingin menonaktifkan penajaman
dalam kamera. Kamera point and shoot hampir selalu memiliki penajaman onboard
sedangkan kamera DSLR high-end jarang dilakukan (anggapan pada bagian dari
pabrikan adalah bahwa pengguna point and shoot tidak akan melakukan pekerjaan
pasca-pemrosesan sedangkan pemilik DSLR paling kemungkinan akan). Foto-foto
yang diproses ganda dengan topeng yang tidak terpal cenderung terlihat sangat
buruk jadi sebaiknya jika Anda menonaktifkan di-kamera dan menyempurnakan
penajaman di komputer Anda.
Javier N.P:
Fokus adalah raja. Fokus fisik yang tajam di kamera lebih berharga daripada
yang bisa diberikan oleh topeng yang tidak dicap. Sempurnakan keterampilan
fokus Anda (dan lepaskan lensa Anda jika fokusnya longgar dan lembut). Seperti
yang telah disebutkan di atas, tidak ada cara magis untuk menggunakan topeng
yang tidak terlihat untuk memperluas atau memperbaiki bidang fokus foto; Anda
hanya bisa mengasah apa yang sudah fokus.
Kurang itu
lebih. Gunakan masker unsharp cukup untuk memberikan gambar sedikit
pop.Pikirkan perbedaan antara melihat tampilan 1080p dan layar 4K. Gambar 1080p
indah dan sangat banyak definisi tinggi (dibandingkan dengan televisi definisi
standar lama) tetapi 4K memiliki ketajaman yang hanya menyembur langsung dari
layar. Ketika Anda menyesuaikan dan membandingkan foto Anda, Anda ingin
menangkap ketajaman yang tepat yang menggerakkan gambar dari "Ya, itu
bagus." Untuk "Wow, itu garing." Ini garis tipis, meskipun;
setelah Anda menekan titik manis itu semakin meningkatkan penajaman yang sering
menghasilkan gambar luar biasa yang tidak biasa dan tidak wajar.
Pertajam
terakhir. Jika Anda melakukan pengeditan gambar lainnya, penyesuaian warna,
memperbaiki debu, atau piksel yang macet, atau mengedit gambar, Anda selalu
menyimpan proses penajaman untuk yang terakhir. Pikirkan untuk mengasah gambar
seperti memoles perhiasan setelah Anda selesai mengerjakannya. Ini adalah
langkah terakhir setelah setiap bagian ditempatkan, setiap sedikit logam
ditekuk dan disolder, dan siap untuk galeri.
Berbekal
pemahaman tentang proses penajaman dan cara terbaik untuk memanfaatkannya, Anda
siap untuk menerapkannya ke foto Anda sendiri untuk mengubah foto yang baik
(meskipun lembut) menjadi foto yang menarik perhatian yang benar-benar muncul
di layar, dinding ruang tamu , atau di mana pun mereka harus menemukan diri
mereka sendiri.
c.
Menyesuaikan jarak fokus pada lensa agar mendapat ketajaman
gambar yang tepat.
1) Sesuaikan Diopter
Apa? Diopter
- atau lensa mata. Kamu tidak akan pernah tahu apakah subyek berada dalam fokus
yang bagus jika kamu tidak bisa melihat sendiri ketajaman melalui eyepiece.
Pada sisi eyepiece (seperti yang ditunjukkan di bawah) ada sebuah roda kecil
untuk menyesuaikan fokus eyepiece sesuai dengan penglihatanmu. Kamu bisa
menyesuaikan lensa mata pada sudut yang besar, namun jika kamu memerlukan lebih
banyak pandangan mata, pilihan yang tersedia untuk DSLR/SLR dari pabrik pembuat
besar dalam rentang mulai dari -5 hingga +4 sesuai kebutuhan. Tidak, ini tidak
akan membantu fokus otomatis bekerja lebih baik, namun akan membantu Anda
menghargai ketika terjadi kegagalan dan membantu dalam fokus manual.
2) Memahami Jendela Bidik
Apa saja
kegunaan dari semua ini? Di sinilah kamu perlu mengambil manual (masih ingat
buku yang ada bersamaan dengan kamera kamu?) Kebanyakan DSLR memiliki 9 - 11
titik fokus. Kamera profesional lini atas bisa memiliki 45 hingga 51 titik
fokus (walaupun 11 - 19 yang bisa dipilh, sisanya adalah titik bantuan). Ada
dua jenis titik fokus, bidang tunggal dan titik silang. Bidang tunggal hanya
berkerja pada garis tegak lurus kontras (pada sudut 90 derajat) terhadap
orientasinya. Jadi jika Anda melihat melalui jendela bidik seperti di atas,
sebagian besar titik fokus berupa persegi panjang, beberapa lokasi horizontal,
beberapa vertikal. Titik fokus bidang tunggal akan berkerja tegak lurus
terhadap orientasinya saja. Sehingga - katakanlah kamu sedang memotret sebuah
pohon - sebuah titik fokus vertikal tidak akan dapat menemukan tepi pohonnya,
hanya horizontal yang bisa. Kamu bisa memanfaatkan ini dengan memilih sebuah
titik fokus yang akan terkunci pada garis yang kamu inginkan dan garis-garis
yang tidak perlu kamu fokuskan. Titik fokus titik silang akan berkerja dengan
garis-garis kontras yang sejajar pada cara manapun. kebanyakan terdiri dari
titik silang tunggal di bagian tengah, dikelilingi oleh bidang tunggal di
sekitarnya. Kamera modern sekarang memiliki titik silang pada semua titik
fokus. Tiap titik fokus juga memiliki sensitifitas tertentu. Kebanyakan
memerlukan sebuah lensa dengan aperture maksimu paling tidak f5.6 untuk
menggunakan auto fokus. Pada sebagian besar kamera, titik fokus otomatis di
memiliki sensitifitas ini, dan sekitar pusat menawarkan peningkatan
sensitifitas jika Anda menggunakan sebuah lensa dengan aperture maksimum tidak
f2.8.
Jadi jika
kamu bekerja dalam situasi minim cahaya, kamu bisa mendapatkan AF yang lebih
baik dengan menggunakan titik fokus tengah. Jika Anda tidak menggunakan lensa
f2.8 atau yang lebih baik maka tidak ada keuntungan cahaya rendah pada titik
fokus tengah namun mungkin tetap akurat karena merupakan titik silang. Juga,
ketika melihat pada persegi panjang titik fokus area sensor sebenarnya 2 - 3
kali lebih besar dari yang ditunjukkan. Camkan ini dalam pikiran ketika
melakukan fokus. Jika kamu melakukan fokus pada jembatan hidung seseorang
sebagai titik fokus, ingatlah bahwa mata orang tersebut juga berada di dalam
area sensor sebenarnya. Fokus otomatis akan terfokus pada mata pemandangan
pemandangan hidung karena memiliki kontras tepi yang lebih banyak daripada
cahaya datar pada hidung. Terkadang ini tidak menjadi masalah, namun jika kamu
bekerja dengan DOF yang sangat sempit itu bisa membuat perbedaan pada area mana
yang memiliki fokus paling tajam.
3) Bantu Lensa Kamu
Kebanyakan
sistem fokus otomatis memiliki jumlah kesalahan atau tumpahan dan mungkin
melebihi fokus terbaik karena mekanis dan inersia pada gerakan lensa. Kamu bisa
membantu membantu dengan melakukan fokus lensa secara manual mendekati fokus
dan membiarkan sistem AF mengambil alih alih gerakan. Atau, jika terdengar
seperti terlalu banyak usaha, paling tidak berikan dua kali usaha pada AF untuk
melakukannya dengan benar. lakukan tekan pada shutter untuk mendekatkannya dan
kemudian lakukan sekali lagi untuk menyesuaikannya. Keuntungan yang dimiliki
lensa berkelas lebih tinggi adalah operasi manual utuh ketika AF terkunci.
Lensa yang lebih murah tidak akan memungkinkanmu untuk fokus pada fokus secara
manual setelah terkunci, walaupun itu merupakan cara yang bagus untuk
memastikan fokus yang sesempurna mungkin.
4) Temukan Garis Yang Bagus
Sistem auto
fokus berkerja pada garis sebuah kontras, sehingga akan sulit dilakukan pada
subyek tanpa fitur ini (misalnya sebuah pipi atau dahi, pakaian putih atau
tuksedo hitam. pasir, dinding berwarna tunggal dll). Pada area seperti ini, AF
akan terus mencari dan tidak pernah menguncinya. Pendekatannya adalah menemukan
"garis yang lebih baik" - mata, garis antara kontras pada baju dan
jas, garis antara daratan dan langit, koridor koridor. Apapun yang memiliki
kontras akan membantu AF bekerja dengan lebih baik dan lebih cepat.
5) Jangan Gunakan Mode
"Semua Titik Fokus"
Televisi jika
kamu berada dalam situasi cepat yang ekstrim yang memerlukan fokus yang sangat
cepat, paling baik untuk menghindari Fokus Semua Titik. Mode ini tidak
mengetahui apa yang ingin kamu fokuskan, dan biasanya berfokus pada apapun yang
paling dekat dengan kamera. Ada beberapa situasi dimana ini sempurna, namun
hanya sedikit sekali.
6) Fokus dan Bahan Ulang - Namun
Lakukan Dengan Benar
Saya
terbiasa melakukan fokus dan komposisi ulang dengan selalu menggunakan titik
fokus tengah. Saya akan mengunci fokus dan kemudian melakukan komposisi ulang.
Lalu saya membaca beberapa artikel yang mengatakan bahwa kamu tidak harus
melakukan itu - di mana kamu memotret dengan titik fokus terdekat dengan
komposisi subyek akhir. Teori dibalik ini adalah bahwa jumlah gerakan lensa dan
sudut lengkung yang membentuk jarak dari subyek lensa berubah saat kamu
melakukan komposisi ulang. Jika kamu menggunakan titik fokus di atas subyek dan
tidak melakukan komposisi ulang, kamu tidak akan mendapatkan perubahan dalam
kamera terhadap jarak subyek dan karenanya tidak ada kesalahan fokus. Jadi saya
mencoba untuk mengambil beberapa gambar untuk menunjukkan kamu bahwa itu - dan
ternyata tidak.
Tidak ada
manfaat dalam menggunakan titik di atas subyek tanpa komposisi ulang. Nyatanya,
berfokus dengan menggunakan titik tengah dan melakukan komposisi ulang
sebenarnya lebih tajam dalam setiap pemotretan kecuali pada satu kasus - makro.
Dan saya memotret apapun dari 17mm hingga 200mm, dan setiap jarak dari makro
hingga 30 kaki dengan hasil yang sama.
Dalam setiap
pengujian, penggunaan titik fokus tengah dan tanpa komposisi ulang menghasilkan
gambar paling tajam. Gambar paling tajam berikutnya adalah penggunaan titik
fokus tengah dan komposisi ulang, dengan ketajaman paling sedikit adalah
menggunakan titik fokus terluar di atas subyek. Untuk mengklarifikasi -
teorinya benar bahwa kamu kehilangan ketajaman karena melakukan komposisi ulang
dari titik tengah. Yang tidak benar adalah penggunaan titik di atas subyek akan
mengembalikan tempat - tidak demikian.
Sekarang
salah satu kemungkinan besar yang saya miliki adalah bahwa pada kamera saya,
titik fokus tengah tiga kali lebih sensitif dibandingkan delapan titik lainnya
dan merupakan titik silang yang jauh lebih tepat. Namun menjadi masalah dengan
kebanyakan kamera kecuali untuk model tinggi seperti Canon 1Ds Mark III atau
Nikon D3X. Alasan lainnya mungkin sebagian besar lensa memiliki hasil tertajam
di tengah dan semakin turun ke samping.
Ada tiga
contoh tipikal dari apa yang saya potret dengan dua kamera yang berbeda. Nilai
inset sebesar 100% crop huruf.
Yang bisa
saya sampaikan adalah mengubah titik fokus tidak layak dilakukan, menurut
pendapat saya. Namun silahkan coba sendiri karena hasilnya mungkin bervariasi.
Sebuah
catatan singkat mengenai makro - ini hendaklah selalu dilakukan dengan sebuah
tripod dan fokus manual, karena DOF yang sangat dekat dan dekat dengan subyek.
7) Gunakan Mode Fokus Yang
Benar
Kebanyakan
DSLR paling tidak memiliki dua mode fokus yang serupa. Yang pertama adalah
"One Shot" (Canon) atau "Single Servo" (Nikon). Di dalam
mode ini bahwa subyek diam. Fokus terkunci, kamu mendapatkan lampu konfirmasi
dalam tampilan bawah, dan kemudian rana berkerja. Rana tidak akan bekerja jika
fokus tidak terkunci.
Jenis kedua
adalah "AI Servo" (Canon) dan "Continuous Servo" (Nikon).
Dalam mode ini, subyek bergerak, seperti olahraga, kehidupan pembohong dll.
Kamera akan menemukan subyek dengan titik fokus dan fokus yang akan berubah
untuk mengikuti subyek namun tidak akan pernah terkunci sebuah. Shutter akan
bekerja bahkan jika fokus tidak didapatkan.
Ada mode
lainnya dalam beberapa kamera, seperti "AI Focus" pada Canon yang
bagus untuk ketika kamu memiliki sebuah subyek yang diam, namun mendukung untuk
bergerak seperti seorang anak kecil. AF akan mengunci subyek namun jika subyek
bergerak itu akan memasuki mode AI Servo untuk mengikuti subyek.
Ketiga -
fokus prediktif - adalah untuk obyek yang bergerak mendekat atau menjauh dari
kamu. Kamera akan mencoba untuk memprediksi gerakan dan memberikan fokus yang
dapat diterima.
8) Jangan Ganti Depth of Field
untuk Fokus Yang Bagus
Meskipun
demikian depth of field yang lebih dalam dengan aperture yang lebih kecil bisa
meningkatkan ketajaman "tampilan" pada gambar, ingatlah satu hal:
tidak peduli berapa depth of field, hanya ada satu titik fokus. Jadi latihlah
selalu teknik fokus yang bagus terlepas dari aperture yang kamu gunakan.
9) Gunakan Sebuah Tripod atau
Berdiri
Ketika kita
memotret sambil berdiri, kita semua memiliki kecendrungan untuk berayun ke
depan dan belakang - khususnya condong terhadap sebuah subyek dengan kombinasi
kamera/lensa yang berat. Itu alami; setiap orang melakukannya pada tingkat
tertentu. Dan, jika kamu memotret dengan DOF yang sangat sempit, ayunan kecil
tersebut bisa mempengaruhi seberapa tajam dan fokus dalam area yang kamu
inginkan. Jika kamu memiliki DOF selebar 4 inchi, ayunan 2 inchi bisa memiliki
pengaruh yang besar. Jadi, gunakan sebuah tripod.
Sekarang
saya harus mengakui, sama banyak saya menggunakan tripod - saya haknya . Mereka
menyela cara saya bekerja dan hampir setiap saat dengan cara saya memotret.
Jadi, jika kamu lebih memilih untuk menghindari penggunaannya, paling tidak
luangkan waktu untuk menggunakan cara berdiri fotografer yang bagus. Satu kaki
di depan yang lain dengan sedikit merunduk, kunci terkunci di udara, tidak di
udara (ini adalah dimana pegangan dengan kendali menjadi berguna), dan badan
dibebankan pada kaki.
10) Jika Semuanya Gagal -
Gunakan Fokus Manual
Saya selalu
mendengar degupan ketika saya menyarankan ini pada para fotografer. biasanya
mengembar-gemborkan "Saya hanya memotret manual, tidak pernah otomatis",
namun menyarankan untuk fokus pada
manual ke mereka, dan mereka menyarankan mereka untuk menjual mereka. Fokus
manual dalam kebanyakan kasus (dengan diopter yang diatur dengan benar) bisa
menghasilkan fokus paling tajam dan terbaik. Khususnya dalam era digital ini
dimana mudah untuk melihat zoom 100% atau bahkan 200% dengan monitor kita.
Nyatanya,
jika kamu melihat spesifikasi tidak resmi untuk fokus otomatis, kamu bisa
melihat bahwa mereka tidak benar-benar tepat. Berikut spesifikasi untuk
"ketajaman": Gambar dianggap
tajam jika itu tampak tajam dalam ukuran 6 x 9 dari jarak 10 inchi . Ya itu
saja. Tidak ada zoom 100%, tidak ada beton 20 x 30. Itu saja.
Sekarang
beberapa kamera baru hadir dengan "Live View". Ini bisa menjadi alat
bantu berguna dalam fokus manual. Lihat pemandangan langsung, perbesar pada
subyek/titik fokus dan periksa lokasi pada LCD. Ini tidak bekerja dengan baik
bagi saya karena saya selalu berada dalam kondisi terang; padang pasir, pantai
dll - namun bagi beberapa itu berkerja dengan sangat baik.
Satu catatan
singkat mengenai gambar di atas. Saya awalnya menggunakan itu hanya untuk
menunjukkan tombol Manual Focus, namun tombol lainnya memunculkan sebuah titik
yang menarik; 1,2m ke Infinity dan 3m ke Infinity. Tombol ini terkait dengan
sesuatu yang saya sampaikan sebelumnya tentang tidak mempersyaratkan lensa kamu
untuk mencari sepanjang rentang fokus. Jika kamu tahu kamu tidak akan fokus
pada apapun yang lebih dekat dari 3 meter, ganti ke mode ini dan lensa tidak
harus bergerak jauh untuk fokus. Ini bisa membawa pada fokus otomatis yang
akurat untuk pertama kali kali.
11) Apa Yang Harus Saya
Fokuskan?
Untuk
potret/kepala, ini disetujui secara luas: mata. Untuk potret lainnya yang
menghadap wajah, kecuali ada bagian tubuh lainnya yang ingin Anda persiapkan
"fokus" gambar. fokus tertajam pada area dimana kamu ingin menarik
perhatian penonton.
Dalam
lansekap tidak selalu mudah, namun kamu tetap mengikuti aturan yang sama
seperti di atas. Jangan berpegang pada "itu merupakan lansekap sudut luas,
fokus pada tidak terhingga". Jika kamu memiliki subyek di depan, fokus
pada itu dan biarkan DOF membawa gambar ke background. Jika subyek di latar
depan tidak memiliki fokus yang tajam, itu menambahkan kebingungan pada gambar,
karena kita secara alami melihat benda dekat lebih tajam dibandingkan obyek
yang jauh. Sekarang saya bisa memasuki fokus pada "Jarak Hiper Fokal"
namun mungkin melampaui ruang lingkup tutorial ini. Jika kamu tertarik mengenai
itu, dan kamu harus demikian, pencarian cepat Google akan melakukan hal itu.
12) Itu berada dalam Fokus,
namun apakah itu Tajam?
Fokus dan
ketajaman merupakan dua hal yang berbeda. Anda dapat melihat tutorial lainnya,
sehingga saya hanya membuat beberapa poin berguna.
Jika sebuah
gambar di luar fokus, kamu tidak bisa membuat fokus dengan mempertajam. Kamu
hanya akan memiliki sebuah gambar tidak fokus yang sangat tajam. Kebanyakan
gambar RAW memerlukan beberapa penajaman. Apakah kamu menggunakan Smart
Sharpen, un-sharp mask, atau hi-pass filtering, kebanyakan gambar RAW
mendapatkan manfaat dari penajaman. Dengan demikian, seiring peningkatan
kualitas kamera saya mendapatkan lebih sedikit kebutuhan untuk penajaman dan
sekarang hanya menggunakan itu untuk sekitar 25% gambar saya.
Perlu
diingat juga bahwa penajaman tergantung pada produk akhir. Kamu tidak akan
mempertajam sebuah gambar berukuran web dengan jumlah yang sama untuk mencetak
ukuran 16 x 20. Dan dengan pemikiran tersebut, jika kamu ingin menjual sebuah
gambar ke agensi fotografi, jangan mempertajam gambarmu sama sekali. Kebanyakan
memintamu untuk tidak melakukannya, karena kamu tidak bisa memprediksi
penggunaan dan ukuran gambar.
13) Lakukan Shutter Speed
Kecepatan
rana merupakan masalah lain yang bisa membawa pada titik-titik yang tidak
jelas. Setiap orang memiliki batasan pada seberapa lambat kecepatan rana yang
dapat mereka pegang pada panjang fokal lensa. Beberapa orang lebih mantap
dibandingkan yang lainnya namun jika kamu tidak memiliki shutter speed yang
cukup untuk mengatasi gerakan (goyangan) tanganmu, gambar kamu akan tampak
kabur. Untuk lensa standar dan sudut lebar, kebanyakan orang bisa memegang
sekitar 1/30 hingga 1/60 detik.
Untuk lensa
telefoto yang lebih panjang biasanya memerlukan jauh lebih banyak. Aturan umum
sebagai awalan adalah "1 di atas panjang fokal lensa mereka".
Sehingga jika kamu memiliki lensa 200 mm, potret pada 1/200 detik dan lanjutkan
dari sana untuk menentukan kemampuanmu memegang. Secara pribadi, saya
berguncang seperti California pada sebuah hari yang buruk sehingga saya
biasanya memotret dengan kecepatan lebih tinggi. Itu juga tergantung pada
seberapa jauh kamu dari subyek, karena gerakan semakin meningkat dengan menjauhnya
subyek dari kamu berada.
Jika subyek
kamu bergerak, memegang kamera dengan diam atau sebuah tripod tidak akan
membantu - kamu perlu memiliki shutter speed yang cukup untuk menghentikan
tindakan. Kebanyakan dimulai dari sekitar 1/250 namun tergantung pada seberapa
cepat subyek bergerak. Persyaratan juga bervariasi tergantung pada apakah Anda
memotret statistik atau melakukan panning bersama-sama dengan subyek. Jika kamu
melakukan panning, kamu bisa menjauh dengan shutter speed yang lebih lambat dan
juga mendapatkan efek yang menarik. Itu mendukung kamu menunjukkan gerakan di
latar belakang namun tidak subyek.
Sistem
stabilisasi gambar pada lensa memungkinkan tangan menahan pada kecepatan rana
yang lebih rendah (hingga 3 stop lebih banyak), namun tidak akan melakukan
tindakan lebih baik daripada lensa non-IS. Kamu hanya bisa menghentikan tindakan
dengan shutter speed (atau flash kecepatan tinggi)
14) Lakukan Ekspos Dengan Benar
Dengan
pencahayaan yang tepat dan pencahayaan yang bagus (esensi dari semua
fotografi) merupakan hal esensial bagi fokus dan ketajaman yang bagus. Karena
ditentukan oleh garis sebuah kontras, jika kamu berada dalam kondisi
underexposed atau cahaya yang lemah, gambar tidak akan tampak tajam bahkan jika
semua kriteria fokus yang lain terpenuhi.
15) Saya melakukan semua itu.
Saya tetap kehilangan fokus!
Ada peluang
kecil dimana itu mungkin merupakan masalah pada peralatan kamu. Karena lensa
ketiga harus dirancang ulang, mereka tidak akan selalu bekerja sempurna dengan
kamera bermerek baru. Beberapa bagus, yang lainnya tidak. Namun bahkan
terkadang lensa bermerek tidak dibuat secara sempurna.
Kamera
seperti Canon 50D dan 1D/Ds Mark III memiliki penyesuaian yang bagus untuk
fokus depan dan belakang untuk sampai 20 lensa yang berbeda, jika Anda
mengetahui sebuah lensa yang terus fokus di depan subyekmu setiap saat, kamu
bisa membuat penyesuaian dalam kamera untuk memperbaiki itu . Jika ini tidak
tersedia, Anda perlu menentukan apakah itu hanya lensa kamu - atau lensa dan
kamera kamu - yang perlu diperbaiki.
Berikut
adalah sebuah tes yang bisa kamu lakukan di rumah untuk memberikan gambaran
yang bagus apakah itu kamu atau kamera. Temukan sebuah penggaris atau kayu
meteran dan letakkan di sebuah meja yang menjauh dari kamera. Pasang kamera
pada tripod, dan buka aperture selebar mungkin. Potret penggaris pada sudut 45
derajat, dengan fokus pada tanda tertentu - dalam kasus ini, tanda 6".
Jika itu
tampak paling jelas ketika kamu membuka gambar, maka peralatanmu baik-baik saja
- kembali dan asah teknikmu! Jika tertajam berada di depan atau di belakang
titik tersebut, maka kamu tahu ada permasalahan peralatan dan itu hendaklah
dikirim untuk diperbaiki.
16) Kesimpulan
Saya telah
membahas banyak topik dalam tutorial ini - jadi kerja bagus karena telah
membaca sejauh ini! Saya merasa bahwa fokus dan ketajaman yang bagus merupakan
dua hal terpenting yang kamu perlukan untuk mendapatkan gambar yang bagus. Itu
bisa membuat perbedaan antara apa yang tampak profesional dan apa yang tampak
seperti karya amatir (dan kita semua ingin tampak profesional - apakah kita
memang demikian atau tidak).
d.
Memeriksa ulang hasil gambaran
Dalam
penciptaan karya fotografi untuk mencapai sebuah karya fotografi yang bagus
selain perlu menekankan pada permainan komposisi dan teknis pemotretan seperti
pemilihan objek, penggunaan pencahayaan yang tepat, penggunaan format gambar
dengan tepat, pengolahan sudut pandang dan pemahaman dasar-dasar fotografi.
Pengecekkan
ulang hasil gambar melalui berbagai pertimbangan teknis pemotretan yang lebih
berorientasi pada kemudahan praktis agar karya yang dihasilkan sesuai dengan konsep
yang diinginkan.
Ada
empat unsur penting yang harus diperhatikan saat mengecek ulang hasil gambar,
yaitu :
1)
Pencahayaan
Sumber
cahaya yang digunakan dalam dunia fotografi yaitu Cahaya Alam (matahari, bulan,
bintang dll) dan Cahaya buatan (lampu, lilin,senter, obor, api unggun, blitz,
lampu studio dll). Ada 5 arah cahaya yaitu cahaya depan, cahaya samping, cahaya
atas, cahaya bawah dan cahaya belakang. Setiap arah pencahayaan yang memiliki
fungsi dan estetis tersendiri . kelima arah pencahayaan tersebut menimbulkan
efek yang berbeda-beda terhadap objek yang kita potret.
2) Efek Gerak
Dengan efek
gerak sebuah karya fotografi menjadi seolah-olah ’hidup’. Gerak dalam fotografi
ada gerakan lambat (show action), gerakan yang mengikuti objek (panning) dan
gerakan yang cepat sehingga objek terbekukan (stop action
3) Fokus & ruang tajam
Fokus dapat
menampilkan gambar yang penting lebih optimal. Melalui fokus akan terlihat apa
yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah foto. Dengan fokus dapat memberikan
kesan kedalaman pada sebuah foto dengan membuat efek blur pada latar depan atau
pada latar belakang. Dengan mengatur kedalaman ruang dapat membantu pembentukan
dimensi gambar. Dengan fokus yang baik dan tepat maka kita dapat mengatur
ketajaman gambar, subjek bisa tampil menarik dan ekspresi serta informasi
gambar dapat disampaikan dengan ’sempurna’
4)
Komposisi
Komposisi dapat
mendukung ekspresi dan keindahan susunan bentuk-bentuk dalam sebuah foto.
Komposisi dalam fotografi diantaranya adalah warna, bentuk, bidang, tekstur,
sudut pandang, format, irama, keseimbangan proporsi dll. Melalui komposisi yang
tepat maka sebuah foto tidak menjadi datar (flat) tetapi menjadi sebuah foto
yang berdimensi. Komposisi merupakan jalan termudah untuk mempertajam kemampuan
dalam fotografi. Pada saat melakukan pemotretan dengan pengaturan komposisi
yang baik, foto yang kita buat akan semakin baik.
Posting Komentar untuk "4. Mengatur Ketajaman Gambar (Fotografi Kelas X DKV)"